Monosodium glutamate???




Monosodium glutamate (sumber : http://www.chemipan.com/)

Monosodium glutamate (MSG) atau yang sering dikenal dengan vetsin merupakan produk yang tidak asing lagi. MSG telah digunakan lebih dari satu abad untuk memberikan rasa gurih pada makanan. Rasa gurih atau umami merupakan rasa kelima selain empat rasa dasar (manis, asam, asin dan pahit). MSG termasuk dalam bahan tambahan pangan (BTP) yang penggunaan tidak untuk dikonsumsi secara langsung tetapi ditambahkan dalam produk pangan untuk memperbaiki cita rasa.

Sejak ditemukannya asam glutamat yang merupakan komponen utama MSG, banyak berkembang industri yang kemudian memproduksi MSG dalam skala besar dan diperjualbelikan dalam masyarakat. Namun beberapa tahun belakangan ini muncul kontroversi  yang menentang penggunaan MSG. Banyak tulisan yang menyebutkan bahwa MSG mempunyai efek negatif terhadap kesehatan karena dapat menyebabkan penyakit kanker, kerusakan sistem syaraf, asma, kegemukan dan lain-lain. Dampak dari informasi tersebut nyatanya cukup banyak mempengaruhi persepsi masyarakat umum terhadap MSG. Cukup banyak pula yang pada akhirnya anti MSG atau membatasi betul konsumsi MSG. Meskipun di sisi lain masih banyak juga yang acuh terhadap isu tersebut.

Setelah menamatkan sebuah review berjudul “Kontroversi Monosodium glutamate” yang mengupas tentang pro kontra MSG dengan bahasa yang ringan, saya merekomendasikan buku ini untuk belaja melihat sesuatu tidak hanya dari sisi negatifnya saja. Salah satu pointnya membahas tentang monosodium glutamat dan asma. Pada tahun 1987 Allen dkk melakukan penelitian yang membuktikan MSG memicu timbulnya brokhospasme pada pasien asma. Namun pada tahun yang sama Schwartzstein dkk mematahkan dengan penelitiannya yang membuktikan tidak ada hubungan yang signifikan bahwa konsumsi MSG memicu timbulnya asma. Untuk itu, bukti bahwa MSG dapat memicu munculnya berbagai macam penyakit masih perlu diteliti lebih lanjut.

Sebenarnya apasih monosodium glutamate itu? MSG merupakan garam asam yang berwujud kristal putih yang mengandung 3 komponen utama yaitu asam glutamat (78,2%), natrium (12,2%), dan air (9,6%). Asam glutamat merupakan salah satu jenis asam amino non esensial yang dapat diproduksi oleh tubuh. Asam glutamat berperan sebagai perangsang utama untuk neurotransmitter di otak.

Struktur monosodium glutamate (sumber : http://www.chemipan.com/)


Asam glutamat terdiri dari 5 atom karbon dengan 2 gugus karboksil. Asam glutamat memiliki 2 isomer optik yaitu L (levo) dan D (dextro).  L-asam glutamat dapat mengalami dengan Na membentuk sodium L-asam glutamat yang dikenal dengan MSG. Hanya asam glutamat bebas dengan isomer L yang dapat menghasilkan rasa umami. Sedangkan asam glutamat terikat maupun yang memiliki isomer D tidak memiliki kemampuan menguatkan rasa.

Sebagai salah satu jenis bahan tambahan pangan, penggunaan MSG diatur oleh lembaga yang berwenang. Di Indonesia, lembaga yang berwenang mengatur masalah ini adalah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Pada tahun 1959, US-FDA mengklasifikasikan MSG sebagai senyawa yang tergolong GRAS (generally recognized as safe). FDA pada tahun 1970 menetapkan acceptable daily intake (ADI) untuk konsumsi MSG sebesar 120 mg.kg berat badan/hari. Tahun 1987, JECFA-FAO dan WHO menempatkan MSG dalam kategori ingredient yang paling aman (the safest category of food ingredients). European Communities Scientific Committee for Foods pada tahun 1991 memperkuat pernyataan tentang keamanan MSG dan mengklasifikasikan ADI MSG sebagai not specified. Istilah not specified menunjukkan bahwa MSG sebagai ingredient pangan benar-benar aman bagi tubuh. Di Indonesia sendiri tidak ada batasan penggunaan MSG, dalam artian penggunaan MSG secukupnya saja. 





Sumber :

Anguis Health Discussion Board. 2010. Review Kontoversi Monosodium glutamate. Jakarta : PT. Onbloss Creative Mandiri.


Comments

Popular posts from this blog

[ m e r a w a t r i n d u ]

Pembuatan Monosodium glutamate - Fermentasi

Pembuatan Monosodium glutamate - Refinery