Tapak #1 : Meraba Medan

“Yang penting maju dulu satu langkah” begitu kiranya yang dikatakan temanku siang itu. Pas banget di momen awal tahun, yang kebanyakan orang memulai dengan sesuatu yang baru. Entah semangatnya yang baru, resolusi baru, hati yang baru atau bersama lingkungan dan teman-teman baru. Mungkin langkah pertama terasa berat. Terlebih untuk memulai sesuatu yang baik. Yang perlu dan selalu harus diingat hanya bahwa setan tak akan pernah membiarkan manusia untuk berbuat baik. Jika langkah pertama saja sudah kewalahan, bagaimana dengan langkah berikutnya? Apakah hanya akan berakhir di langkah pertama? Jawaban paling jujur, tentu tidak ! Kita tak akan tahu bagaimana langkah kedua, ketiga dan seterusnya tanpa langkah pertama, bukan? Mungkin di langkah kedua kita akan dibuat tersenyum. Kemudian di langkah ketiga kita akan tertawa bahagia. Atau barangkali di langkah kedua kita akan diajak berlari kencang sampai langkah kesepuluh hingga di langkah kesebelas akhirnya kita pasrah karena lelah.

Poin terpentingnya bukan di langkah ke berapa, di hari atau bulan keberapa kita akan tertawa lepas, karena bukan itu tujuannya kan? Kalau kemarin terasa menyenangkan kemudian hari ini begitu sendu. Berprasangka baik saja, tandanya Allah masih memperdulikan kita. Yang perlu kita waspadai, kalau hidup kita flat-flat aja, tidak ada deg-degannya, tidak ada gregetnya, apa mungkin Allah terlewat memperhatikan kita? Atau mungkin kita yang setidak peka itu, sampai diberi nikmat pun tidak merasa? Astaghfirullahaladzim 😟

Perihal memulai langkah, jika kita yakin akan suatu hal yang baik, lakukan saja. Ikhitiarkan semampu raga, hati dan akal kita. Perkara jalannya mulus atau penuh gronjalan, tak perlu dicemaskan. Karena memang bukan porsi kita untuk menentukan bagaimana dan akan seperti apa ke depannya. Cukup persiapkan bekal selengkap mungkin jika ternyata dihadapkan pada kondisi ekstrim. Terkadang rasa cemasmu yang sebesar itu yang pada akhirnya menahan langkahmu.

Batang, 30 Januari 2019 
with 💕